Seperti
“Hati” yang Apa Adanya
Hal ini
terjadi begitu saja namun memang dengan perasaan. Tak pernah sebelumnya hal ini
terjadi namun kali ini memang benar hal pertama yang dia rasakan. Dimulai dari
hari itu semua sekejap berubah. Benar jika dia sudah memperhitungkannya, tak
bisa jelas dia ungkapkan namun seseorang yang dia jelaskan pun memang
tampaknya sudah mengerti. Sebuah kalimat pun juga seseorang itu ungkapkan
dengan makna tersirat. Diawal terasa baik dan berbeda. Hari berganti pun
menjadi terasa sangat cepat. Ini memang suatu yang indah. Sebuah awalan pasti
membutuhkan suatu proses penyesuaian namun dia memang sudah terbiasa dengan
seseorang itu. Semua yang mengenal dia begitu tak menyangka akan semua ini.
Mereka bertanya-tanya tentang kebenaran dia dan seseorang itu. Hal ini
diperjelas seseorang itu dan semua orang pun tau. Yah itu hanya klarifikasi tidak
berlebihan, diapun menanggapi dengan biasa dan sedikit malu.
Sebenarnya
dia tidak tahu mengapa? mengapa dia bisa terucapkan kalimat itu. Dia pun
bertanya-tanya dalam hati kecilnya, mengapa? mengapa?, ada satu orang yang
membuatnya melakukan hal itu, seseorang lain yang tidak begitu penting yang dia
rasa akan mengambil seseorang itu dan karena dia tidak ingin jika seseorang itu
mengubah perasaanya maka kalimat itu pun terucap meskipun hati kecilnya merasa
takut. Begitu menjalani semuanya sungguh terasa biasa saja dan hal berbeda dia
rasakan setelah itu. Sekian perjalanan indah itu dirasa cukup lama. Diakhir
sangat terasa perbedaan dari yang diawal dirasa. Berubah, acuh, tak jelas dan
hampa. Saat itupun dia benar-benar tak tau harus berbuat apa. Sungguh penuh
keragu-raguan di dalam hatinya. Hal yang semua terlihat baik namun sebenarnya
tidak ada apa-apa. Dia mulai berfikir dan merasakan. Saat itu semakin
membangkitkan niatan untuk meluruskan semua.
Mencoba
berkata langsung namun mungkin memang tidak bisa sehingga lewat suatu media
semua dia ungkapkan dengan jelas untuk memperjelas semua. Dalam sekejap ada
kergauan di dalam hatinya. Dalam sekejap merasa pasti. Semua hal dia pikirkan.
Dan setelah kegundahan yang cukup lama dialaminya, hari itu pun dia akhiri
semuanya. Tak mengerti, tak menyangka hal itu memang jalannya. Seseorang itupun
memang begitu dengan kepolosannya menerima semuanya dengan biasa saja tanpa
klarifikasi berarti. Disaat itu dia pun menangis tak tau apa alasannya, tak
mengerti apa yang dia pikirkan semua terasa sekejap hilang. Sakit menusuk
hingga tulang namun apa daya semua ini memang jalannya. Berlarut-larut hingga
memudar dan biasa.
Hari demi
hari dia lalui dengan tanpa terasa seseorang lain mulai datang menghampiri dia
dan mencoba mengisi hati yang kosong itu. Seseorang lain datang disaat yang
tepat menurut dia, namun dia sangat perasaan. Tak sampai hati untuk langsung
menemukan seseorang lain. Hanya takut itu bukan suatu perasaan melainkan hanya
suatu pelampiasan kesepian. Tak peduli seseorang lain itu dan tetap terus
menyenangkan hatinya. Seperti suasana hujan yang sekejap reda oleh sinar
matahari. Betapa ragunya dia akan seseorang lain itu.
Betapa
herannya dia, mengapa? dan bagaimana? Itu bagaikan sekelebat bayangan
dipikirannya. Memunculkan perasaan yang nyaman dan bersahabat. Semua itu
dinikmati dia dan seseorang lain itu. Lama sudah, namun masih tetap
seperti itu. Dia pun seperti tahu apa yang setelah ini terjadi, dan itu memang
terjadi. Yang pertama dia menghindar, dia tak bisa menerima seseorang lain itu
dengan hanya seperti itu. Heran, betapa heran seseorang lain itu masih biasa.
Tak berubah semenjak itu. bukan membandingkan namun hatinya merasakan perbedaan
antara kedua seseorang itu. Tak dipungkiri seseorang lain itu memang lebih
baik. Namun dia tak berani mengambil kesimpulan secepat itu. Merasakan itu
perlu waktu tak hanya sekali dua kali. Sahabat awalnya. Entah sampai kapan
sahabat. Seseorang lain mengatakan lagi hal yang sama. Ini yang kedua kalinya.
Dia tetap bilang maaf. Hanya satu kata yang terucap. Tak pastikan ada kata
terucap lagi selain itu.
Bagaimana itu
bisa membingungkannya, sebelumnya tak pernah dia rasakan sepertu itu. Tak kenal
awalnya. Sungguh tak kenal. Dia bukan biasa seperti itu namun berbeda dengan
seseorang lain itu. dia membiarkan hal itu mengalir seperti air mengikuti arus
air hingga sampai mana dia berhenti. Tak dia coba hentikan itu dan tak coba
menghindar. Hanya bersikap biasa. Tak merisihkan hal itu, membiarkannya apa
adanya. Dia tak tau sampai kapankah ini akan terus berlanjut. Dia tak tahu
sampai kapan seseorang itu bosan dengan semua ini.. Dia berfikir seseorang itu
tidak akan menyerah. Tak tahu sampai kapan. Dia hanya masih menginginkan
sendiri pastinya. Masih tidak ada keberanian di dalam hati kecilnya. Sungguh
dia dan hanya Dia yang tau perasaannya. Dia tidak mencoba untuk membuat
kesalahan yang sama. Hanya hatinya belum mengatakan. Tunggu saja hal itu pasti
terjadinya. Semua hanya perkara waktu dan hati. Tak ada yang tau, tak ada yang tidak
mungkin. Ask your heart and you will find
your answer there.
No comments:
Post a Comment