Tuesday, 24 December 2013

Cerpen Hati


Seperti “Hati” yang Apa Adanya

Hal ini terjadi begitu saja namun memang dengan perasaan. Tak pernah sebelumnya hal ini terjadi namun kali ini memang benar hal pertama yang dia rasakan. Dimulai dari hari itu semua sekejap berubah. Benar jika dia sudah memperhitungkannya, tak bisa jelas dia ungkapkan namun seseorang  yang dia jelaskan pun memang tampaknya sudah mengerti. Sebuah kalimat pun juga seseorang itu ungkapkan dengan makna tersirat. Diawal terasa baik dan berbeda. Hari berganti pun menjadi terasa sangat cepat. Ini memang suatu yang indah. Sebuah awalan pasti membutuhkan suatu proses penyesuaian namun dia memang sudah terbiasa dengan seseorang itu. Semua yang mengenal dia begitu tak menyangka akan semua ini. Mereka bertanya-tanya tentang kebenaran dia dan seseorang itu. Hal ini diperjelas seseorang itu dan semua orang pun tau. Yah itu hanya klarifikasi tidak berlebihan, diapun menanggapi dengan biasa dan sedikit malu.

Sebenarnya dia tidak tahu mengapa? mengapa dia bisa terucapkan kalimat itu. Dia pun bertanya-tanya dalam hati kecilnya, mengapa? mengapa?, ada satu orang yang membuatnya melakukan hal itu, seseorang lain yang tidak begitu penting yang dia rasa akan mengambil seseorang itu dan karena dia tidak ingin jika seseorang itu mengubah perasaanya maka kalimat itu pun terucap meskipun hati kecilnya merasa takut. Begitu menjalani semuanya sungguh terasa biasa saja dan hal berbeda dia rasakan setelah itu. Sekian perjalanan indah itu dirasa cukup lama. Diakhir sangat terasa perbedaan dari yang diawal dirasa. Berubah, acuh, tak jelas dan hampa. Saat itupun dia benar-benar tak tau harus berbuat apa. Sungguh penuh keragu-raguan di dalam hatinya. Hal yang semua terlihat baik namun sebenarnya tidak ada apa-apa. Dia mulai berfikir dan merasakan. Saat itu semakin membangkitkan niatan untuk meluruskan semua.

Mencoba berkata langsung namun mungkin memang tidak bisa sehingga lewat suatu media semua dia ungkapkan dengan jelas untuk memperjelas semua. Dalam sekejap ada kergauan di dalam hatinya. Dalam sekejap merasa pasti. Semua hal dia pikirkan. Dan setelah kegundahan yang cukup lama dialaminya, hari itu pun dia akhiri semuanya. Tak mengerti, tak menyangka hal itu memang jalannya. Seseorang itupun memang begitu dengan kepolosannya menerima semuanya dengan biasa saja tanpa klarifikasi berarti. Disaat itu dia pun menangis tak tau apa alasannya, tak mengerti apa yang dia pikirkan semua terasa sekejap hilang. Sakit menusuk hingga tulang namun apa daya semua ini memang jalannya. Berlarut-larut hingga memudar dan biasa. 

Hari demi hari dia lalui dengan tanpa terasa seseorang lain mulai datang menghampiri dia dan mencoba mengisi hati yang kosong itu. Seseorang lain datang disaat yang tepat menurut dia, namun dia sangat perasaan. Tak sampai hati untuk langsung menemukan seseorang lain. Hanya takut itu bukan suatu perasaan melainkan hanya suatu pelampiasan kesepian. Tak peduli seseorang lain itu dan tetap terus menyenangkan hatinya. Seperti suasana hujan yang sekejap reda oleh sinar matahari. Betapa ragunya dia akan seseorang lain itu.

Betapa herannya dia, mengapa? dan bagaimana? Itu bagaikan sekelebat bayangan dipikirannya. Memunculkan perasaan yang nyaman dan bersahabat. Semua itu dinikmati dia dan seseorang  lain itu. Lama sudah, namun masih tetap seperti itu. Dia pun seperti tahu apa yang setelah ini terjadi, dan itu memang terjadi. Yang pertama dia menghindar, dia tak bisa menerima seseorang lain itu dengan hanya seperti itu. Heran, betapa heran seseorang lain itu masih biasa. Tak berubah semenjak itu. bukan membandingkan namun hatinya merasakan perbedaan antara kedua seseorang itu. Tak dipungkiri seseorang lain itu memang lebih baik. Namun dia tak berani mengambil kesimpulan secepat itu. Merasakan itu perlu waktu tak hanya sekali dua kali. Sahabat awalnya. Entah sampai kapan sahabat. Seseorang lain mengatakan lagi hal yang sama. Ini yang kedua kalinya. Dia tetap bilang maaf. Hanya satu kata yang terucap. Tak pastikan ada kata terucap lagi selain itu. 

Bagaimana itu bisa membingungkannya, sebelumnya tak pernah dia rasakan sepertu itu. Tak kenal awalnya. Sungguh tak kenal. Dia bukan biasa seperti itu namun berbeda dengan seseorang lain itu. dia membiarkan hal itu mengalir seperti air mengikuti arus air hingga sampai mana dia berhenti. Tak dia coba hentikan itu dan tak coba menghindar. Hanya bersikap biasa. Tak merisihkan hal itu, membiarkannya apa adanya. Dia tak tau sampai kapankah ini akan terus berlanjut. Dia tak tahu sampai kapan seseorang itu bosan dengan semua ini.. Dia berfikir seseorang itu tidak akan menyerah. Tak tahu sampai kapan. Dia hanya masih menginginkan sendiri pastinya. Masih tidak ada keberanian di dalam hati kecilnya. Sungguh dia dan hanya Dia yang tau perasaannya. Dia tidak mencoba untuk membuat kesalahan yang sama. Hanya hatinya belum mengatakan. Tunggu saja hal itu pasti terjadinya. Semua hanya perkara waktu dan hati. Tak ada yang tau, tak ada yang tidak mungkin. Ask your heart and you will find your answer there.




No comments:

Post a Comment